Gunung Ciremai |
Ini merupakan unek-unek, ajakan, dan mungkin juga angan-angan solusi,
yang ingin direalisasikan oleh penulis sebagai warga Kabupaten Kuningan. Untuk menjadikan
Pariwisata dan momen-momen budaya di Kabupaten Kuningan bisa lebih di
Optimalkan. Bukan berarti pemerintah saat ini diam dan tidak melakukan apa-apa,
tetapi ada hal-hal yang menurut penulis masih bisa dioptimalkan agar pariwisata
Kabupaten Kuningan tidak hanya ramai ketika Lebaran dan Seren Taun (seren taun dianggap momen budaya paling populer). Sebagai
berikut:
1. Iklan Kurangnya iklan dan publikasi
mengenai informasi tentang pariwisata kabupaten kuningan, ketika kita malah lebih
banyak melihat banner-banner, atau big reklame bergambarkan pak bupati. Mungkin
lebih baik jika itu diganti dengan iklan objek wisata yang ada dikuningan,
setidaknya orang-orang bisa melihat potensi wisata apa saja yang ada
dikuningan, atau mungkin pemasangan gambar-gambar momen-momen budaya yang ada di
kabupaten kuningan. Akan menjadi lebih baik jika ditunjang dengan
desain yang menarik dan tidak alay dan narsis.
2. Website, website kabupaten kuningan
yang hanya mengadakan info sekedarnya. Padahal seperti yang kita tahu, di
kuningan banyak objek-objek pariwisata dan momen-momen budaya yang tidak kalah dengan daerah lain. Bagaimana para wisatawan
akan tertarik dengan keadaan pariwisata kita, dengan keadaan teknologi yang
semakin berkembang, pemerintah kuningan malah seperti seakan-akan stuck tidak bergerak. Padahal itu sangat
berpotensi untuk mendatangkan wisatawan lebih banyak, karena semua orang bisa
mengaksesnya dengan mudah.
3. Nyaah, sangat disayangkan, suatu contoh ketika Reog Cengal punah
karena tidak adanya penerus. Dibarengi dengan pendokumentasian yang sangat
minim dan sulit dicari. itu menjadikan Reog Cengal hilang begitu saja tanpa ada hal
lain yang bisa dikaji. Masih banyak lagi pristiwa-pristiwa budaya yang ada di kuningan
yang nasibnya mungkin akan sama jika tidak dipelihara. Cingcowong Luragung, Pesta
Dadung Subang, dan masih banyak yang lainya. Selama ini kuningan hanya dikenal
dengan pristiwa budaya “seren taun”-nya padahal banyak pristiwa budaya lain
yang bisa muncul kepermukaan jiga dikelola dan dipublikasikan dengan baik.
4. Orang Muda, dokumentasi dirasakan
sangat penting, selain sebagai sarana regenerasi agar generasi sekarang dan
seterusnya mengetahui. Dengan mengandalkan orang-orang “muda” dengan selera
kekinian, ini bisa saja terwujud karena kemasan klasik dengan tameng untuk
mempertahankan yang lama sama saja bunuh diri, karena orang-orang “muda”
sekrang lebih ingin sesuatu hal yang bisa disebut “keren”, biarlah hal hal itu
dijadikan jalan, agar mereka nantinya sadar, jika mempertahankan identitas nilai
lokal budaya itu penting adanya.
5.Kerja sama, Ini bukan sikap apatis
terhadap pemerintah, juga bukan dari pihak lawan politik pemerintahan. Hal ini akan
lebih baik jika didukung oleh pihak pemerintah (tapi bukan berarti memasang
foto bapak bupati atau staf pemerintahan), bukan untuk mencari keuntungan atau
apapun. Hal ini didasari rasa prihatin, ketika potensi pariwisata di kabupaten
kuningan yang masih bisa digali kurang publikasi dan pendokumentasian.
6.Yakin, keyakinan ini muncul ketika,
semakin banyak orang kuningan yang bergelut di bidang jurnalis, broadcast,
fotografi, videografi, dan lain lain. ini dirasakan sangat berperan karena
hal-hal seperti itulah yang bisa mewujudkan ide ini, hal yang seakan “sulit”,
karena lulusan-lulusan hebat, lebih senang memajukan daerah lain, daripada daerahnya sendiri. Hal
ini mungkin karena kurangnya jalan dan informasi, semoga hal ini bisa
menggugah para kreator untuk mewujudkan potensi wisata budaya yang ada di
Kabupaten Kuningan.
*Penulis lahir dan menjalani aktifitas
hingga lulus sekolah menengah atas di Kab. Kuningan, setelah itu menimba ilmu
selama 4 tahun di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Hal inilah yang
menjadikan penulis tersadar, begitu banyak orang kreatif yang berasal Kabupaten
Kuningan. Tidak hanya yang belajar di Yogya, namun juga rekan-rekan yang menuntut
ilmu di STSI Bandung, inilah yang menjadikan penulis mempunyai angan-angan agar
ide di atas bisa direalisasikan. Semoga…!
Hayuk lah... mendaki Ceremai !!
BalasHapus